Dr. Hadiyanto menyampaikan materi (3/10). |
Yogyakarta ~ Perkembangan teknologi menjadikan kerja akademis menjadi lebih mudah. Ketika komputer belum digunakan, bahkan pada awal perkembangan komputer, para akademisi sering menghabiskan banyak waktu hanya karena kesalahan kecil dari tulisannya. Saat ini, terutama dengan kehadiran aplikasi berbasis Windows, kerja menjadi sangat mudah, berbagai kesalahan teknis dapat diperbaiki dengan cepat.
Hal tersebut disampaikan Dr. Hadiyanto, M.Ed. dalam pembukaan Diklat Penulisan Karya Ilmiah bagi guru SMP se-Jawa di University Hotel (3-5/10). Hadiyanto hadir mewakili pihak Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Diklat yang terselenggara atas kerja sama LP Ma'arif NU Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Direktorat Pembinaan SMP tersebut menghadirkan 100 guru dari 5 provinsi di Pulau Jawa. Para guru dihadirkan kembali setelah sebelumnya diundang untuk mengikuti pelatihan awal penelitian tindakan kelas (23-25/8) dan melakukan penelitian selama sebulan penuh.
Ketua penitia, Dr. Sutopo, mengungkapkan bahwa berdasarkan pantauan panitia, 80% guru sudah dapat melakukan penelitian. Hal tersebut dipandang sebagai kemajuan luar biasa oleh dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tersebut. Pada kesempatan itu, Sutopo berharap guru yang merasa belum mampu melakukan penelitian tetap hadir dalam pertemuan terakhir tersebut. Kendati belum siap dengan hasil penelitiannya, para guru dapat belajar dari kerja penelitian dari guru-guru lain.
Lebih jauh, Sutopo berjanji akan memberi penghargaan khusus kepada para guru yang menunjukkan kemajuan luar biasa. Para guru akan dibagi menjadi empat kelompok. Dari tiap-tiap kelompok tersebut akan diambil satu peserta terbaik yang kemudian akan dinilai lagi untuk menempati posisi pertama, kedua, dan ketiga secara paralel. Para pemenang dijanjikan akan mendapatkan uang pembinaan dari panitia.
Pada kesempatan itu, Sutopo juga menyampaikan harapannya, bahwa diklat yang diselenggarakannya ikut berkontribusi dalam menciptakan budaya akademis dan riset di sekolah. Untuk memuluskan target tersebut, panitia menghadirkan Prof. Dr. Sugiyono dan Dr. Hardiyanto sebagai pembicara kunci serta Dr, Tadkiroatun Musfiroh, Dr. Sutopo, Apri Nuryano, M.T. Lia Yuliana, M.Pd. dan Yossi sebagai narasumber sekaligus pembimbing lapangan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW Ma'arif NU Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Masharun Ghazalie, M.M., mengungkapkan bahwa diklat yang didanai oleh Direktorat Pembinaan SMP ini diharapkan dapat meningkatkan derajat guru dan anak didik. Masharun yakin para peserta diklat akan memiliki nilai lebih dalam menjalankan profesinya termasuk dalam menghadapi UKG (Ujian Kompetensi Guru) yang kembali akan diselenggarakan oleh pemerintah. [maarifdiy.com]