Foto: Wikimedia |
NAMA Dono Warkop tidak asing bagi publik Indonesia. Pada masanya, wajahnya begitu sering hadir di bioskop dan televisi tanah air. Bahkan, saat ini pun film-film yang dibintanginya bersama Indro dan Kasino pun masih kerap diputar.
Akan tetapi, untuk nama Drs. H. Wahyu Sardono, mungkin tidak semua pengagumnya tahu. Wahyu Sardono adalah nama aslinya, gelar doktorandus diperolehnya dari Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Sebagaimana dengan Wahyu Sadrono, mungkin publik juga tidak banyak mengetahui pekerjaan lain yang pernah dilakukan oleh Dono.
Berdasarkan data Wikipedia Bahasa Indonesia, lelaki kelahiran 30 September 1951 tersebut tercatat pernah mengajar di Universitas Indonesia, tepatnya di Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Sayangnya, tidak ditemukan informasi lebih lengkap terkait perannya di kampus yang berlokasi di Jakarta tersebut. Selain bekerja sebagai dosen, dono pernah bekerja sebagai karikaturis dan mengisi siaran di radio Prambors.
Seolah tidak mau kalah dengan ayahnya, putra keduanya Damar Canggih Wicaksono pun berusaha menyelesaikan pendidikan tingginya. Bedanya, jika Dono kuliah di Universitas Indonesia, Damar Canggih Wicaksono memilih kuliah di Yogyakarta, yaitu di Universitas Gadjah Mada. Bedanya lagi, jika Dono hadir dalam hingar-bingar dunia perfilman, anaknya memilih jalan sunyi sebagai ahli nuklir.
Berdasarkan catatan Dream.co, Damar Canggih Wicaksono menempuh pendidikan Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada tahun 2004-2009, melanjutkan studi master di Institut Teknologi Federal di Zurich (ETHZ) dan Institut Teknologi Federal di Lausanne (EPFL) tahun 2010-2012. Saat ini, Damar Canggih Wicaksono sedang menempuh pendidikan doktornya di EPFL.
Dono telah pergi meninggalkan para penggemarnya untuk selama-lamanya pada 30 Desember 2001 silam. Kehadiran Damar Cangih Wicaksono merupakan "warisan" bagi publik Indonesia kendati hadir dari sisi yang berbeda, sebagai doktor dalam bidang teknik nuklir. Semoga. []