Yogyakarta ~ Salah satu ciri guru profesional adalah memiliki budaya meneliti. Seorang guru yang memiliki budaya meneliti akan mampu mendiagnosis permasalahan, mampu memilih terapi yang tepat, dan menguasai terapi yang dilakukan.
Hal tersebut disampaikan Prof. Sugiyono ketika meninjau pelaksanaan pelatihan penulisan karya ilmiah di University Hotel, Sabtu (3/10) malam. Lebih jauh, guru besar Universitas Negeri Yogyakarta yang banyak menulis buku metode penelitian tersebut mengungkapkan bahwa di negara dengan kualitas pendidikan tergolong maju, aktivitas meneliti menjadi budaya guru.
Terkait diklat yang sedang dilangsungkan, tokoh Ma'arif tersebut berharap dapat berdampak luas dan meluas. "Para guru diharapkan tidak hanya mendapatkan ilmu untuk dirinya sendiri, melainkan juga menularkan ilmu yang didapatnya kepada guru-guru lain di lingkungannya," ungkapnya. "Guru yang berbudaya meneliti, akan selalu terdorong untuk menggunakan materi-materi yang up to date. Tujuannya adalah untuk meningkatkan prestasi," tutup Sugiyono.
Diklat yang dilangsungkan selama tiga hari itu merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan pertama yang dilangsungkan 23-25 Agustus lalu. Pada pertemuan ini, para guru presentasi setelah melakukan penelitian selama sebulan. 100 peserta yang berasal dari 5 provinsi di Pulau Jawa tersebut berksempatan saling memberi masukan, termasuk mendapatkan masukan dari narasumber.
Hadir pula dalam pelatihan tersebut Dr. Hardiyanto (Direktorat PSMP), Dr. Tadkiroatun Musfiroh, Dr. Sutopo, Apri Nuryanto, M.T., Lia Yuliana, M.Pd., dan Yossi. Selain sebagai naasumber, tim ini berperan sebagai pembimbing lapangan para peserta. [maarifdiy.com]
10/03/2015
Prof. Sugiyono: Budaya Meneliti Identitas Guru Profesional
Editor
Yun
Posted on
10/03/2015
Post a Comment