Rapat koordinasi Ar Raihan tentang branding online (25/1). |
Hal tersebut disampaikan Sabjan Badio dalam rapat koordinasi BPH dengan unit-unit di lingkungan Yayasan Ar Raihan Bantul, Senin (25/1) lalu. Pada kesempatan itu, Sabjan menegaskan bahwa promosi dan branding melalui media online telah menjadi keharusan saat ini.
"Berapa banyak di antara kita yang berlangganan koran? Berapa banyak di antara kita yang memiliki cukup waktu menonton televisi? Saya yakin, seiring dengan semakin sibuknya kita, waktu untuk koran dan televisi semakin sedikit," ungkap Sabjan.
"Sekarang saya tanya, berapa dari kita yang tidak memiliki smartphone? Berapa dari kita yang tidak mengakses media sosial? Tentu hanya sedikit, terutama terkait guru, karyawan, dan orang tua di lingkungan Ar Raihan," lanjut praktisi desain komunikasi visual dari E & E Media Kreatif itu.
Sabjan Badio menilai, kendati sibuk, kita selalu menyempatkan diri membuka smartphone karena kemudahan yang ditawarkannya, termasuk kemudahan dalam membawanya, terlebih lagi fitur dan "candu" yang ditimbulkannya. Oleh karena itu sudah saatnya Ar Raihan membentuk dan mengoptimalkan kinerja tim cyber. Keberadaan tim ini, menurutnya, bertanggung jawab atas perancangan konten hingga pemublikasian melalui media sosial secara terprogram.
Pernyataan blogger asal Jogja itu diamini oleh koordinator BPH Yayasan Ar Raihan, Agus Efendi. Mantan ketua Komisi A DPRD Bantul itu menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat saat ini akan searching di internet saat membutuhkan informasi tentang sebuah lembaga.
"Beberapa saat lalu, RA Ar Raihan kedatangan tamu yang berasal dari 16 sekolah di Wonogiri. Menariknya, ternyata mereka mengetahui RA Ar Raihan dari internet. Hal itu juga terjadi pada diri kita, informasi apapun yang kita butuhkan, internet selalu menjadi pilihan pertama," papar sosok yang biasa dipanggil Gusef itu.
Sugeng Sri Lestari yang juga hadir pada pertemuan itu menyampaikan bahwa selama ini tim RA Ar Raihan sudah mulai menggunakan media sosial untuk branding lembaga, kendati demikian Kepala RA Ar Raihan itu mengaku timnya masih kesulitan dalam membuat konten yang bagus. Untuk itu, Bu Tari, demikian dia biasa dipanggl, menginginkan adanya pelatihan khusus bagi guru dan karyawan RA Ar Raihan Bantul.
Lebih jauh, Sugeng Sri Lestari mengaku bahwa sesungguhnya dirinya termasuk pribadi yang suka memotret dan dia sudah memulai memanfaatkan hobinya itu untuk branding lembaga. Apalagi, menurutnya, pihak Kemenag DI Yogyakarta telah mengikutkannya pada pelatihan fotografi.
"Saya sudah memulai berusaha mengabadikan setiap momen yang terjadi terkait RA Ar Raihan. Tapi, saya tidak bisa sendiri, saya harus didukung oleh tim yang mengerti fotografi, mampu menulis, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan dan pemanfaatan teknologi. Oleh karena itu, tim di unit kami perlu mendapat pendampingan khusus agar lebih siap," ungkapnya.
Terkait konten ini, anggota BPH Ar Raihan, Arif Rahman Hakim menyarankan untuk juga melibatkan para siswa, "Kita bisa melibatkan siswa. Kita memiliki banyak karya siswa dan kita juga bisa mengadakan lomba dan sebagainya, ungkapnya."
Lebih jauh lagi, Arif yang merupakan salah satu pendiri Yayasan Ar Raihan itu menyampaikan keinginannya melibatkan siswa tersebut terkait pemikiran bahwa siswa sendirilah yang paling tahu apa yang menurut mereka menarik.
Sehubungan dengan hal itu, Sugeng Sri Lestari menyampaikan bahwa RA Unggulan Ar Raihan sesungguhnya telah memiliki karya yang dikumpulkan saat kegiatan belajar-mengajar.
"Hampir setiap hari para siswa praktik mewarnai, membuat kerajinan, dan sebagainya. Selain itu, kami juga punya program jumpa tokoh dan studi lapangan yang dikemas dalam acara special day. Semua itu bisa diramu menjadi konten promosi," ungkap Sugeng Sri Lestari.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat SDIT Ar Raihan itu berjalan singkat dengan pekerjaan rumah pengoptimalan tim cyber dalam rangka branding lembaga. (sy)