9/12/2018

Perjuangan Senopati antarkan Tiara juara lomba penulisan cerpen kesejarahan

Tiara Putri Iskandini (kanan) dan Siska Yuniati (kiri)
Bantul, Abasrin.com--“Setelah melihat alam, data, hendaknya siswa dapat menuliskannya. Dengan demikian akan tumbuh rasa cinta kepada sejarah dan budaya sendiri." Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Sunarto, S.H., M.M., dalam acara Penyerahan Penghargaan Lomba Penulisan Cerpen Kesejarahan Tingkat SD/MI dan SMP/MTs se-Kabupaten Bantul Tahun 2018, Senin (10/9), bertempat di ruang rapat Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul.

Hal itu pula yang dilakukan siswa MTs Negeri 3 Bantul, Tiara Putri Iskandini. Tiara, sapaan akrab siswa kelas IX tersebut, menuliskan perjuangan Panembahan Senapati untuk Mataram.  Sebelumnya ia banyak membaca dan mencari informasi akan pengorbanan raja pertama Mataram tersebut. Cerpen “Teruntuk Mataram dari Panembahan Senapati” yang ditulisnya berhasil menyabet juara 3 dalam perlombaan tersebut.

“Senang sekali dengan hasilnya. Kalau mau mencoba ternyata bisa,” kata Tiara. Rasa senang dan syukur diungkapkannya lantaran ini untuk pertama kalinya ia mengikuti perlombaan menulis.

Kepala MTs Negeri 3 Bantul, Sugiyono, S.Pd., sangat mengapresiasi capaian tersebut. Sugiyono mengharapkan apa telah diperoleh akan menjadi penyemangat siswa lainnya. “Semoga bisa memotivasi yang lain dan di masa mendatang semakin banyak prestasi,” ungkapnya.

Kegiatan lomba tersebut dilaksanakan pada Minggu (26/8) lalu di SMP Negeri 1 Bantul. Dengan durasi 2,5 jam, siswa menuliskan cerita berdasarkan tema pilihan yang disediakan oleh panitia. Tema untuk jenjang SMP/MTs adalah Perjuangan Diponegoro, Perjuangan Sultan Agung, dan Perjuangan Panembahan Senapati. Sementara untuk jenjang SD/MI mengambil tema Situs Mangir, Situs Kotagede,serta Situs Plered. Adapun dewan juri lomba terdiri atas perwakilan MGMP Sejarah, MSI, praktisi sastra, Dikpora Bantul, dan Disbud Bantul.

Ketua juri lomba jenjang SMP/MTs, Albertus Sartono, S.S., menyatakan bahwa ada beberapa catatan dalam karya-karya peserta lomba. Di antara kelemahan naskah adalah sebagai berikut. Pertama, penggunaan bahasa serta penulisan yang belum sesuai dengan PUEBI. Kedua, banyak cerita yang hanya menempelkan teks sejarah pada karya mereka. Ketiga, kecermatan penguasaan mengamati sejarah.

Selain itu, juri lomba jenjang SD/MI, Umi Kulsum, menggarisbawahi bahwa banyak karya siswa berupa laporan, bukan cerpen. “Idealnya cerpen ada tokoh sentralnya,” jelas penerima penghargaan Hari Puisi Indonesia 2017 tersebut. Oleh karenanya, jika memungkinkan sebaiknya sebelum perlombaan diadakan terlebih dahulu kegiatan workshop penulisan cerpen bersejarah.

Adapun hasil perlombaan tersebut masing-masing jenjang diambil juara 1, 2, 3, harapan 1, 2,  dan lima karya pilihan. Untuk juara jenjang SMP/MTs diraih oleh SMP N 2 Bantul, SMP N 3 Bantul, MTs N 3 Bantul, SMP N 2 Bantul, dan SMP N 1 Kasihan. Sementara itu, karya pilihan diraih oleh SMP Muh. 1 Bambanglipuro, SMP N 3 Bantul, SMP N 3 Imogiri, SMP N 1 Bantul, dan MTs N 4 Bantul.

Juara untuk jenjang SD/MI disabet oleh SD 1 Bantul, SD 1 Bantul, SDIT Ar Raihan, SDIT Salsabila Jetis, dan SD Unggulan Muhammadyah Kretek. Adapun lima karya pilihan masing-masing jatuh pada peserta dari SD Negeri Ngablak 4 Sitimulyo Piyungan, SD Muhammadyah Karangturi Banguntapan, SD puluhan Kemusuk Argomulyo, SD IT Ar-Raihan, serta SD Negeri Sutran Kadibeso Sabdodadi.

Masing-masing pemenang mendapatkan penghargaan berupa uang pembinaan, trofi, serta piagam penghargaan. Sedangkan untuk karya terpilih mendapat piala beserta piagam penghargaam. Di samping itu, kedua puluh karya juara dan karya pilihan akan dibukukan oleh panitia. (sis)