Bantul (MTsN 3 Bantul)--Capaian adiwiyata bukanlah sekadar ingin memperoleh gelar atau penghargaan, melainkan lebih kepada penanaman karakter. Demikian disampaikan Kepala MTsN 3 Bantul, Sugeng Muhari, S. Pd. Si. dalam sambutan rapat koordinasi adiwiyata, Sabtu (12/03) di aula MTsN 3 Bantul.
"Penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui keseharian siswa. Misalnya, siswa sadar membuang sampah pada tempatnya, menghemat air ketika wudu, dan lain-lain," jelas Sugeng Muhari.
"Tingkatan sekolah adiwiyata adalah sekolah adiwiyata kabupaten, sekolah adiwiyata provinsi, sekolah adiwiyata nasional, dan yang tertinggi sekolah adiwiyata mandiri. Saat ini MTsN 3 Bantul tengah bersiap untuk maju di tingkat provinsi," imbuhnya.
Terkait sekolah adiwiyata ini, MTsN 3 Bantul berusaha berbenah sesuai dengan standar komponen adiwiyata tingkat provinsi. Hal yang menjadi perhatian adalah perencanaan, pelaksanaan, serta pemantapan dan evaluasi gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Komponen tersebut mempunyai bobot masing-masing, yaitu perencanaan (20%), pelaksanaan (60%), dan pemantapan dan evaluasi (20%).
Rakor yang dipimpin Ketua Tim Adiwiyata MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto, tersebut diikuti oleh seluruh koordinator devisi sekolah adiwiyata. Kendati digelar usai kegiatan pembelajaran, peserta tetap antusias memberikan ide dan tanggapan program yang telah dan akan berjalan. Harapannya, MTsN 3 Bantul dapat lolos di tingkat provinsi dan menjadi madrasah berkarakter peduli lingkungan. (sis)