JIPLAK-menjiplak sudah bukan merupakan hal aneh saat ini. Dalam aktivitas bermedia sosial, kita begitu mudahya menyomot status, display picture, bahkan konten blog. Tidak jarang pula aktivitas demikian dilakukan untuk tujuan komersial. Kendati tidak dapat dibenarkan, sebagian dari kita pun telah menjadi begitu permisif dan menganggapnya biasa-biasa saja.
Rupa-rupanya, aktivitas demikian tidak hanya dilakukan perorangan, media massa profesional sekelas Trans7 terbukti melakukannya pula. Lihat saja, On The Spot yang kita tonton selama ini sering kali menggunakan video YouTube sebagai materi programnya.
Tindakan itu baru-baru ini mendapat protes dari seorang vlogger bule, Martin Johnson. Vlogger yang fasih berbahasa Indonesia tersebut protes kepada Trans7 atas pemakaian videonya. Johnson mengemukakan, setidaknya ada dua videonya yang digunakan oleh Trans7.
"Saya sudah dapat informasi dan sudah mengecek sendiri bahwa memang betul kalian sudah memakai setidaknya dua video saya di program kalian, yaitu On The Spot," ungkap Johnson melalui video yang diunggah di channel YouTubenya.
Video yang bertajuk Saran untuk Trans 7 | Vlog 312 itu telah ditonton pengguna YouTube lebih dari 57 ribu kali. Pada video yang diungganya tanggal 25 Jan 2016 itu, Johnson menyampaikan bahwa Trans7 adalah perusahaan yang memiliki sumber daya. Sementara itu, menurut bule asal Amerika itu, YouTubers bekerja keras untuk membuat konten di channel masing-masing.
"Memang, kami sebagai Yotuber, kami hanya orang biasa, kami kerja keras untuk membuat konten kami untuk channel kami. Tetapi, Trans 7 adalah perusahaan besar dengan banyak karyawan, dengan banyak uang, dengan banyak fasilitas, dengan banyak teknologi. Tetapi, Trans 7 tidak harus kerja keras untuk membuat program itu. Maksud saya ini, Trans 7 dan mencari orang bule makan durian, tidak harus keluar dan mencari bule membuat tempe. Tidak harus, kenapa? Karena ambil langsung dari YoTube, dari jerih payah YouTubers-YouTubers," paparnya.
Kendati merasa dirugikan oleh Trans7, Martin Johnson tidak menuntut ganti rugi secara materi. Johnson hanya berharap, pihak Trans7 mencantumkan nama pembuat video dalam kredit video yang mereka tayangkan, tidak sekadar mencantumkan Courtesy of Youtube seperti yang dilakukan selama ini.
"Jadi, ini saran dari saya. Tolong, beri kredit kepada kami. Memberi kredit kepada semua YouTubers yang kalian pakai videonya. Sesuatu yang tidak terlalu sulit. Dengan demikian, kita semua tidak ada yang merasa dirugikan," tuntut Youtubers yang telah memiliki 10 ribu lebih subscibers itu. (sab)