Rufiyati Ambar Ningrum (kiri) saat mengikuti diklat guru PAUD di BBLM (14/8) |
"Saya menampilkan beberapa APE, anak-anak pun meresponsnya dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti alat apa itu, apa kegunaannya, bagaimana menggunakannya, dan apakah boleh pinjam?" ungkap Rufiyati Ambar Ningrum pasca-menerima pengumuman pemenang Lomba Guru Berprestasi Kanwil Kemenag DIY (19/8).
Masih menurut Ningrum, demikian dia biasa dipanggil, respons anak demikian besar. Hal tersebut dipandangnya sangat menunjuang perkembangan kemampuan berkomunikasi anak.
Uniknya, APE yang digunakan Ningrum berasal dari sampah. Menurutnya, di RA Ar Raihan ada program sedekah sampah di mana tiap Jumat anak-anak membawa sampah ke sekolah. Sebagian dari sampah-sampah tersebut dijadikan Ningrum sebagai APE.
Lomba guru berprestasi Kanwil Kemenag DI Yogyakarta digelar beberapa tahap, mulai kompetisi tingkat kabupaten/kota sampai kompetisi tingkat DI Yogyakarta. Para peserta diharuskan mengumpulkan potofolionya sebagai guru, mengumpulkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, serta diharuskan presentasi hasil penelitian terbarunya di depan dewan juri.
"Selain presentasi soal substansi materi, para peserta juga diuji hafalan Alquran serta kemampuan bahasa asingnya. Saya sendiri waktu itu memilih menggunakan bahasa Arab," jelas Ningrum.
Atas posisi yang diraihnya, Ningrum mengaku bangga dan berterima kasih kepada institusi beserta teman-temann yang telah menjadikannya banyak belajar.
"Saya senang dan tentu saja bangga kepada Ar Raihan yang senantiasa membentuk dan menjadikan karya guru-guru menjadi lebih baik," ungkap Ningrum.
"Hal ini tidak terlepas pula dari doa kami, saya dan keluarga besar Ar Raihan," pungkasnya. (sab)